Rizki Sadig Tantang Politikus Buang Buzzer

  

Rizki Sadig Tantang Politikus Buang Buzzer. KPK

RRS - Politisi disarankan untuk tidak menggunakan buzzer untuk merusak citra lawan politiknya. Buzzer politik dikatakan memperburuk polarisasi dan merusak persatuan nasional. 

Rizki Sadig, anggota Komisi I DPR RI, menentang praktik buzzer bayaran, dengan cara seperti itu kualitas demokrasi di Indonesia. Ia mengajak seluruh politisi untuk menciptakan tradisi baru dalam mengedepankan politik berbasis ide serta gagasan.

"Sudah saatnya semua berkomitmen untuk menertibkan buzzer dan mencegah perpecahan. Kami di PAN menawarkan ayo kita hadirkan politik ide dan gagasan. Bukan politik yang saling menjatuhkan," kata Rizki.

Ketua DPW PAN Jatim mengatakan, kampanye Pilkada 2024 harus menggunakan  ide dan gagasan yang konstruktif dan tidak merendahkan lawan politik dengan menyebarkan berita bohong yang berpotensi menimbulkan konflik dan  perpecahan.

"Faktanya di media sosial tidak ada adu ide dan gagasan. Tidak ada debat substantif. Yang ada stigma cebong-kadrun yang tidak selesai-selesai. Berbeda pendapat sedikit langsung dicap cebong atau kadrun. Seakan tidak ada ruang untuk adu ide dan gagasan," katanya.

Rizki menyebut media sosial adalah ruang terbaik untuk adu ide dan gagasan karena siapapun bisa terlibat, mulai dari akademisi, para politikus dan masyarakat pada umumnya.

"Tapi kalau tokoh-tokoh yang ingin mendapatkan keuntungan elektoral ini lebih suka menggunakan buzzer, maka media sosial kita akan terus keruh dengan buzzer," ujar Rizki.

(FZN/Medcom)

Komentar